Mataram, selaparangpost.com — Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram resmi mengukuhkan Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, MA sebagai Guru Besar UIN Mataram. Pengukuhan tersebut berlangsung pada hari Kamis, (29/02/2024).
Dalam pidato pengukuhannya Prof. Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, MA menyampaikan terimakasih dan takzim kepada guru yang secara khusus dipersembahkan kepada Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, selaku penduri NW dan salah satu pahlawan nasional asal NTB, atas pengukuhan dirinya sebagai Guru besar di kampus UIN Matraam.
“Kecintaan, penghormatan , berterima kasih kepada guru tidak hanya cukup dengan perkataan dan perbuatan, namun juga dengan melanjutkan ide-ide berpikir guru kita dalam konteks kekinian,” ucapnya dalam pidato pengukuhan tersebut.
“Itulah ikhtiar saya berpikir selama ini, selalu ada stimulus dari ide berpikir guru saya Maulana Syekh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid,” sambungnya.
Dapam ulasannya beliau menyampaikan, dalam bidang hukum Islam ada beberapa point pijakan berpikir (formulasi akademik) Maulana Syekh.
“Pertama; Al-Quran dan hadis adalah referensi utama dalam mengelaborasi pemahaman (fikih); Kedua, Kontruksi pemahaman (fikih) Maulana Syekh merujuk pada metodologi fikih jumhurul ulama terkhusus ulama mazhab syafi’iyyah; Ketiga, masyarakat Sasak adalah basis sosiologis dialektika pemikiran Maulana Syekh; Keempat, al-‘urf dan al-maslahah adalah metode yang digunakan Maulana Syekh dalam dialektika hukum yang ideal dengan realitas social masyarakat Sasak; kelima, dialektika hukum di atas bertujuan untuk memberikan jawaban atas dasar rasa adil, yaitu tujuan substantif adanya hukum (maqashid al-syariah),” jelasnya.
Selanjutnya disampaikan juga, dengan fondasi akademik berpikir di atas, Maulana Syekh ‘menari’ dalam realitas social dan perubahan yang ada dalam masyarakat Sasak. Qaidah al-adat al-muhakkamah, tagayyur al-amkinah wa al-azminah, al-maslahah aqwa al- dalil fi istinbath al-ahkam dan lainnya dijadikan sebagai indicator ketercapaian maqashid al-syariah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
“Dalam beberapa karya tulis, saya selalu mengaitkan paradigma berpikir guru saya, Maulana Syekh, dalam konteks hukum waris dan pernikahan masyarakat Sasak,” pungkasnya.
“yang inti dari pemikiran Maulana Syekh dalam bidang kewarisan yaitu Tauzi’ al- tsarwah ‘an thariq al-irst ;ala asas al-‘adalah wa al-maslahah (distribusi kekayaan melalui kewarisan berdasarkan keadilan dan perdamaian). Tentu masih banyak lagi pemikiran dan ide-ide brilian Maulana Syekh yang tentu menjadi tugas generasi selanjutnya untuk menggali nya secara lebih mendalam,” tandasnya.
Mengakhiri pidatonya Prof. Dr. TGH. Zainal Arifin Munir menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat memberikan kontribusi atas pengangkatan dirinya sebagai Profesor atau Guru Besar UIN Mataram.
“Izinkan Saya untuk menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan support untuk terus menigkatkan prestasi akademik termasuk pencapaian guru besar ini. terima kasih kepada; Rektor UIN Mataram yang dahsat hebatnya dalam memajukan UIN Mataram Bapak Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag beserta bapak para wakil rektor yang telah banyak membantu saya untuk meningkatkan prestasi akademik termasuk pencapaian guru besar ini,” jelasnya
“Teman-teman dosen dan semua civitas akademika UIN Mataram saya ucapkan banyak terimakasih, Kedua orang tua ku. Sebenarnya guru besar ini adalah amanah dari orang tua untuk mendapatkannya; dan saya wajib menunaikannya sebagai bentuk bakti dan terima kasih saya kepada orang tua saya walaupun beliau kini telah tiada. “ Aku melek gitak anak selapukn jari dengan hebat, jari insinyur, tuan guru, profesor doktor” itu kata-kata ibu saya kurang lebih 50 Tahun silam. Istri saya Hj. Sakinah Mustofa, anak saya TGH. Ahmad Mustanir,MH, TGH. Ala’ul Islam,QH.,M.Sy, Syaikh Majid Sa’id, QH., S.Pd, Amira Asmalayali, QH., S.Pd & Abdurrahman, Abah ucapkan terima kasih dan harapan Abah adalah ( you are the next) kalian adalah berikutnya,” sambungnya
Selian itu ia juga menutup pidatonya dengan menyampaika apresiasi kepada segenap keluarga besar beliau, “Keluarga besar saya, saudara-saudara saya, keluarga besar YANMU NW Praya, sahabat-sahabat saya yang semuanya juga telah membantu dalam proses akademik ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, saya ucapkan terima kasih, akhirnya, raihan guru besar atau profesor adalah semangat bagi saya dan penggerak baru dalam ikhtiar Bersama berjuang untuk kesejahteraan ummat dan masyarakat,” tutupnya.