Lombok Timur, selaparangpost.com — Pelaksanaan Program Diluar Jendela telah sampai pada titik ke enam, dari 20 titik yang direncanakan.
Pada titik ke-6 ini, Diluar Jendela berlansung di Clasic Caffee & Lesehan Sikur pada Jum’at Malam (10/03/23).
Inisiator program Yuspianal Imtihan yang akrab disapa Yuspi Armonica menyebutkan, bahwa titik ke-6 tersebut adalah momet penting dari perjalanan “Diluar Jendela”. Selain menampilkan musisi-musisi baru, juga digelar lounching mata uang Wawo Wawo sebagai mata uang resmi dalam mendukung program ini. Tetapi disebutnya, khusus pembahasan mengenai mata uang wawo wawo tersebut, akan dibahas dalam segmen yang lebih khusus pada waktu yang akan datang.
Terkait kehadiran para penampil baru yang terus berdatangan sampai dititik ini, Yuspi berupaya membuktikan, bahwa program “Diluar Jendela” adalah program yang memiliki manfaat besar bagi para musisi yang terlibat dalam perjalanan yang telah direncanakan.
“Kita patut bersyukur atas antensi para musisi Lotim yang terus ikut dalam perjalan program ini” Katanya.
Ia juga mengatakan para musisi indi sudah sepatutnya di berikan ruang untuk menunjukan karya-karya orisinil mereka. Hal tersebut disebutnya, agar para penggiat seni, terutama seni musik khususnya dilombok, bisa mendapatkan panggung (Publik Space) bagi masyarakat publik.
“Para penampil ini, yang kemudian kita sebut sebagai musisi indie ini, memang sepatutnya untuk terus terlibat menjemput panggungnya,” pungkasnya.
“Sebab hanya dengan begitu jam terbang mereka akan terus bertambah, yang berujung pada peningkatan sejumlah pengikut atau apapun sebutan-sebutan lainnya yang layak mereka sematkan nantinya,” imbuhnya.
Sementara itu, Manajer program bung Haysisik menyampaikan, Diluar Jendela akan terus berlanjut sampai 20 titik yang sudah direncanakan. Dirinya menegaskan, program tersebut adalah satu-satunya program yang membackup para musisi asal lombok untuk berkreasi. Disebutkan Haysisik sapaan akrabnya, Diluar Jendela akan dikemas dengan konsep yang berbeda pada setiap titik pelaksanaan.
“Program ini bisa menjadi media dan ruang baru bagi mereka untuk terus bergerilya, menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan lewat karya mereka. Tumbuh dan meruang bersama, barangkali kalimat ini sangat tepat untuk mengejawantahkan program ini. Lalu pada titik-titik berikutnya, program DI LUAR JENDELA akan terus kami galakkan dengan perubahan konsep juga konten yang mengiringi perjalanannya.” Pungkasnya.
Mewakili para musisi yang tampil pada mementum tersebut, Oxygen Band yang telah bediri sejak 2011, dan telah merilis album yang telah dilaunching pada tahun 2022 melalui akun resmi youtubnya menyampaikan, sangat bersyukur dengan adanya eventt tersebut.
Mewakili Bandnya, Zen sang Vocalis mengatakan, dengan adanya program Diluar Gendela tersebut, para pemuda penggiat music tidak akan mengalami kepakuman. Disebutkan Zen, dirinya dan rekan-rekannya merasa bersyukur atas digagasnya program tersebut oleh para musisi dan penggiat seni lintas komunitas tersebut.
“Kami meras bangga dan sangat bersyukur dengan adanya pangung publik seperti ini, ini akan membuat kami semakin bersemangat untuk melahirkan karya-karya kami,” ucap zen.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Hans Cahyo, seorang musisi solo akuistik asal Aikmel Lombok Timur.
“Sangat bersyukur, dan sukses terus untuk program diluar gendela, hanya program ini yang perduli terhadap karya-karya generasi di bidang seni, khususnya seni music,” kata Hans.
Diketahui bahwa Diluar Jendela adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh sekelompok musisi dan Penggiat Seni Lintas Komunitas. Gerakan yang bertajuk “Yang datang jadi seseorang” tersebut, bertujuan untuk mewadahi musi lombok untuk menunjukkan karya orisinilnya melalui Live Show.
Meskipun terlihat abstrak, tema yang digagas dalam program ini berupaya untuk menghidupkan kembali karya-karaya para penggiat seni. Jika sebelumnya para musisi harus di backup oleh label-label tertentu untuk mendapatkan panggung publik, kali ini Diluar Jendela memfasilitasi mereka dengan menyediakan panggung untuk mendapatkan simpati, dan bahkan karya-karya mereka bisa diperhitungkan dimata publik.