“Langkah yang besar tentu dimulai dari langkah terkecil” Dr. Zul
ARTIKEL, selaparangpost.com — Proyeksi kemajuan Ekonomi NTB dengan mengandalkan industrialisasi telah menjadi diskursus intelektual yang hangat dibicarakan di forum-forum dialog dan ruang-ruang diskusi intelektual muda bahkan akademisi. Industrialisasi saat ini tengah menjadi konsumsi kita setiap hari, bahkan adanya kontraversi berdasrakakan keberagaman perspektiv. Setidaknya hal ini “Industrialisasi NTB” tengah menjadi langkah awal tranformasi ekonomi yakni perubahan struktur perekonomian yang mulanya mengandalakan sektor pertanian (Primer) ke perubahan struktur ekenomi yang bersifat industri (sekunder), dari keberagaman inovasi yang diharapakan dapat menjadikan nilai tambah produksi.
Dapat kita cermati seperti yang dipublikasi oleh PwC dalam terbitan The Long View: How will the global economic order change by 2050? di kutip dari kememterian Negara RI, yang memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara keempat terbesar dunia setelah China, India dan Amerika Serikat pada tahun 2050.
Hal senada juga disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam terbitan peta Jalan Generasi Emas 2045 yang menyatakan Ekonomi Indonesia berpeluang masuk ke 5 negara di dunia dengan ekonomi terbesar pada tahun 2045 mendatang. Karnanya Pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia mencapai 309 juta orang degan angka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 29 ribu dolar AS per tahun. Dari dua pandangan ini mewakili analisis kita untuk membangun sikap optimis terhadap masa depan ekonomi Indonesia wabil khususnya dimuali dari NTB.
Berdasarkan beragam pemikiran di atas tentang masa depan ekonomi Indonesia, tentunya NTB tengah mempersiapkan jalan panjang dengan Program Unggulan “industrialisasi” sebagai wujud dari pada transformasi ekonomi menuju indonesia Maju. Peta industrialisasi dikonsepkan sebagai jalan kebangkitan ekonomi NTB dengan menjadikan ekonomi yang bersifat subsistem menjadi sektor industri, sebagai upaya untuk berkembangnya basis perekonomian NTB yang produktif dan berdaya saing, yang ditandai dengan peningkatan produksi dan tenaga kerja priduktif dengan sektor manufaktur yang berorientasi ekspor. Dengan konsep induatriaalisasi sebagai program unggulan NTB gemilang ini nantinya dapat membangun basis produksi yang kondusif terhadap peningkatan produktifitas, sehingga mampu menghasilkan output perkonomian dari faktor produksi yang kita miliki agar mendorong bergeraknya perekomomian produktif domestik.
Peningkatan produktifitas yang dibangun berbasis industri, bukan lah sangat mudah, dan bukan pula mustahil untuk ditempuh. Seperti dikatakan oleh Gubernur NTB “langkah yang besar dimulai dari langkah-langkah terkecil”. Sudah menjadi kelaziman yakni sebuah proses kemajuan tentu memerlukan waktu yang relatif panjang untuk ditempuh. Dengan kata lain jika kita ingin tumbuh lebih maju, maka diperlukan transformasi ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya domestik yang lebih kuat. Artinya dengan induatrialisasi kita harus bangun sikap yang optimis untuk mengelola baik itu Sumbers Daya alam, manusia, dan juga budaya ssbagai faktor dasar untuk kemajuan ekonomi NTB.
Dengan kata lain langkah induatrialisasi NTB sangatlah penting untuk bagaimana program pengembangan industri pengelolaan yang berbasis sumber daya secara masif di seluruh sentra produksi, seperti di NTB dalam percepatan dan pembangunan ekonomi dengan metode ekosistem Industri melalui IKM/UKM NTB dalam program JPS gemilang yang merupakan proses awal untuk menunjukan perkembangan Ekonomi NTB melalui industri pangan, hulu agro, permesinan alat transportasi, pertambangan, kosmetik, dan ekonomi kreatif yang dapat memberi nilai tambah pada produk-produk sektor primer.
Tranformasi ekonomi yang mengandalkan industrialisasi merupakan peran dari pembangunan ekonomi NTB. Sebab industrialisai mempunyai peran strategis sebagai mesin penggerak ekonomi yang dapat menghasilkan nilai tambah (value Added) dan mempunyai kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Sehingga dengan cita induatrialisasi tersebut diharapkan dapat menjadi proses mengatasi ketimpangan dan meningkatkan pendapatan per kapita untuk peetumbuhan ekonomi NTB.
Kita Perlu belajar dari China
Mungkin kita pernah dengar The Great Leap Forward (Lompatan Besar kedepan) yakni perancangan peogram yang didumuskan oleh Mao Zedong pada tahun 1958, yang diharapkam China akan menjadi negara industri maju dalam waktu yang singkat, yang titik dominasi program tersebut merupakan konsep pembangunan ekonomi yang berfokus pada induatri mesin dan baja, dan juga produksi pangan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus ekspor.
China kini dikenal dengan pertumbuhan industrialisasi yang sangat pesat. Hal tersebut dikarenakan China melakukan penyebaran berbagai macam produk indutri mulai dari perabotan rumah tangga hingga ke barang-barang elektronik. Kemajuan industri China tidak semata-mata terjadi begitu saja, melainkan kemajuan china ditandai “Reformasi Ekonomi” yakni perubahan ekonomi dari Traditional Agricultural Country msnjadi moderen industriisasi state dalam kurun waktu enam dekade.
Menurut Li Xiaoyun. (2014), dalam terbitan China’s Industrialization; Overview, International Poverty Reduction Center in China, bahwa total dari populasi yang telah dipekerjakan dalam industri sekunder meningkat dari 7.4 persen ke 30.3 persen bagian dari keseluruhan populasi dalam rentang waktu dari tahun 1952-2012. Nilai produksi dari total GDP di Tahun 2013 mencapai 43.89 persen, sedangkan nilai produksi dari total produksi global mencapai 19.8 persen di tahun 2012. Dengan kata lain pertumbuhan china dengan mengandalkan induatrialisasi state mempunya peran strategis yang sangat signifikan dalam meningkatkan sektor produksi dan dan mempunyai kemampuan dalam menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
Artinya bahwa China dengan mengandalkan modern indiatrialisasi state sebagai pilar kemajuan ekonomi, terbukti efekfif berkontribusi dalam memacu pada tingkat pertumbuhan produk domestik Bruto. Jadi tumpuan bagi industri china adalah dengan tersedianya jumlah tenaga kerja dan pemanfatan teknologi moderen sebagai basis dalam kegiatan produksinya.
Dari NTB untuk Indonesia Maju
Sudah seyogiyanya kita bedsyukur Indonesia telah mengalami bonus demografi, yang dimana peebandingan populasi kelompok usia pekerja mengungguli kelompok usia non pekeeja, atau secara sederhananya tingkat populasi usia pdoduktif lebih tinggi dengan usia non pdoduktif.
Momentum ini adalah pengaruh dari pada trend global sehingga diperkirakan Indinesia nantinya akan memasuki masa keemasana pada tahun 2045 mendatang. Hal ini bungan merupakan lamunan kursi goyang, melainkan tantangan dan peluang global untuk bagaiman mestinya membangun pilar indikator untuk terlepas dari tantangan yang akan datang. Sehingga langkah pemedintah telah menyusun empat pilar dari cita indonesia emas 2045.
Hal ini merupakan peluang bagi NTB dengan mengandalkan industrialisasi yang dapat menjadikan optimalisasi pada nilai tambah dengan menciptakan ekositem yang kondusif untuk berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia, agar sekiranya dapat keluar dadi jebakan-jebakan negara yang berpenghasilan menengah. Sehingga industrialisasi NTB dengan memanfaatkan bonus demografi melalui transformasi ekonomi agar dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Langkah transformasi ekonomi yang bersifat industrialisasi, merupakan gagasan perogram unggulan pemerintah NTB sesungguhnya berfokus pada pemanfaatan potensi sumber daya sebagai upaya pertumbuhan ekonomi daerah, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan taraf kualitas hidup masyarakat. Peluang ini membutuhkan kerja keras yang terus diupayakan agar tujuan kita untuk menjadikan ekonomi NTB yang mandiri dapat di realisasikan dengan optimal dan kondusif. Tentu hal ini membutuhkan sinergi dan dukungan dari seluruh stakholder dalam konteks integrasi birokrasi sebagai langkah strategis untuk mengefekrifkan koedinasi dan dukungan kebijakan, agar dapat meningkatkan daya saing ekonomi NTB dalam merebut persaingan pasar.
Sudah tentunya kita berharap dengan semagat gotong royong yang dicitakan pendiri bangsa untuk bersinergi dalam mendorong kemajuan NTB melalui transformasi ekonomi dangan program unggulan NTB yakni industrialisasi.