MATARAM, selaparangpost.com — Pasca meninggalnya Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra Hajji Bambang Kristiono (HBK), Posisi Bakal Caleg RI dari Partai Gerindra Dapil NTB Kembali Lowong.
Melihat kondisi tersebut Putri Almarhum HBK buka suara. Perempuan umur 24 Tahun bernama lengkap Ranya Rannya Agustyra itu mengatakan perjuangan Almarhum ayahnya tidak boleh terhenti. Ia mengatakan durinya bersedia mendarmabaktikan diri untuk melanjutkan langkah Ayahnya HBK.
“Apa yang telah dimulai dan dilakukan oleh Ayah saya, tidak boleh berhenti karena alasan apapun. Saya ingin mendarmabaktikan diri saya untuk masyarakat NTB umumnya, khususnya Pulau Lombok,” Katanya pada hari Senin (31/07/23).
Sebagi bentuk komitmen Rannya Agustyra, dirinya bersedia mewakafkan diri untuk berkompetisi di Pemilihan Legeslatif tahun 2024 mendatang, menggantikan orang tuanya. “Bismillah, saya wakafkan diri untuk ikut berkompetisi di pileg DPR RI dapil NTB II Pulau Lombok. Ini bentuk dedikasi saya kepada perjuangan yang telah dilakukan Ayah saya, kepada masyarakat Pulau Lombok,” tegas Ranya.
Diterangkan Ranya Agustyra, salah satu gerakan sosial yanh pernah dibesut oleh ayahnya yang dinamakan Gerakan sosial HBK, akan menjadi konsentrasi perioritas yang tetap berkelanjutan. “Gerakan sosial HBK Peduli merupakan monumen dan amal jariah untuk Ayah yang akan tetap kami lanjutkan kiprahnya. Karena itu amanat Ayah sebelum wafat,” terangnya.
“Tentu program-program unggulan lewat gerakan Yayasan HBK Peduli tetap akan kita upayakan,” tambahnya.
Lebih lanjut Rannya mengatakan, alasan terjunnya ke kancah politik adalah untuk berbuat kepada seluruh masyarkat, terutama masyarakat Lombok secara khusus, dan NTB secara umum. Sebagaimana perjuangan HBK semasa hayatnya. Berangkat dari itu Ranya meminta dukungan dan Do’a kepada seluruh masyarakat untuk kelancaran dari niatnya tersebut. “Saya terjun ke dunia politik sebagai anak muda karena ingin memiliki wawasan luas, saya ingin berbuat dari jalur politik,” paparnya.
“Saya mohon doanya agar dapat memperjuangkan pembangunan yang merata untuk kepentingan masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu Ranya menegaskan, ruang produktif yang dapat dijadikan wadah memperjuangkan kepentingan masyarkat, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, dengan mengambil kesempatan. Hal tersebut disebutnya sebagai cara untuk menchallenge diri, serta melanjutkan estafet kepemimpinan dan sirkulasi dalam berpolitik.
“Kita perlu mengisi ruang ini, challenge diri, ketika kita memiliki kemampuan untuk mengambil tongkat estafet kepemimpinan dan partai politik memberikan itu untuk sirkulasi, ” tutupnya.