LOMBOK TIMUR, selaparangpost.com — Jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu) tahun 2024 yang jatuh pada 14 Februari tahun depan, Kapolres Lombok Timur (Lotim) membentuk tim cyber, sebagai upaya pencegahan penyebaran informasi provokatif melalui media sosial.
Memasuki tahapan menuju penetapan Daftar Calon Tetap (DCT), tingkat suhu politik berpotensi meningkat, seperti halnya yang terjadi pada peristiwa Sekotong yang tentunya tidak diinginkan terjadi diwilayah hukum polres Lotim.
Mengantisipasi kejadian serupa, Dikatakan Kapolres Lotim, AKBP Herry Indra Cahyono pihaknya terlah melakukan pecegahan free etik dan persuasif. Dimana freetik itu dilakukan pihak kepolisian dengan melakukan sosialisasi bekerja sama dengan pihak pemda instansi terkait, TNI, agar masyarakat tidak mudah terpropokasi dengan mendengar agar tidak mudah terhasut dengan informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya.
“Dan kami himbau pada masyarakat, ketika ada permasalahan yang berkaitan dengan hukum, laporkan itu kepada pigak yanh berwajib,” ucapnya usai menghadiri acara di Ballroom kantor Bupati Lotim. Kamis (10/08/23).
Untuk teknis pengamanan dan mencegah penyebaran informasi elektronik yang sifatnya provokatif menjelang pemilu 2024, Herry menyampaikan bahwa Polres Lombok Timur sudah terbentuk cyber yang tugasnya salah satunya melakukan patroli cyber dan sudah melakukan koordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Baswaslu) dan kedepan Ia berharap dengan instansi yang terkait baik pemerintah daerah, KPU, dan Bawaslu bisa bekerjasama dan berkolaborasi.
“Apalagi saat ini kita sudah masuk pada tahapan pemilu dan tentunya pesta demokrasi sudah ada di depan mata,” terangnya.
Potensi sport yang diantisipasi pihak kepolisian dari cyber ini tentu terkait dengan cyber cream yang mengarah pada hoax dan mengadu domba yang dapat memicu adanya konplik yang tentunya diatensi yang dapat menyebabkan membahayakan keutuhan NKRI.
“Oleh karena itu mari kita berpikir cerdas, cek kembali informasi yang kita terima dari manapun, khususnya media sosial, jagan mudah menerima apalagi mengeshare informasi yang belum tentu kebenarannya tersebut,” pungkasnya.