Lombok Timur, selaparangpost.com — Curah hujan yang terjadi pada hari Kamis 6 Juli 2023 malam kemarin, menyebabkan puluhan hektare tanaman tembakau milik para petani di Lombok di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dan Desa Embung Tiang, Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur terendam. Hal itu pun membuat tembakau menjadi layu bahkan mati, sehingga berpotensi merugikan petani.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Pabrik dan Petani Tembakau Indonesia (DPD P2RPTI NTB) , Muhip Abdul Majid, S. Pd., M. TV menjelaskan, bahwa dari tinjauan ke lapangan yang dilakukan pihaknya ada puluhan hektare tanaman tembakau di wilayah Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur gagal panen .
“Kami turun lapangan melihat para petani di Lombok di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dan Desa Embung Tiang, Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur membawa cangkul dengan raud wajah yang sedih saat membuat selokan untuk mengurangi air di sawah mereka agar tanaman tembakaunya tidak layu dan mati,” katanya, pada hari Minggu (09/07/23).
Ahmad Yani petani tembakau dari Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur menuturkan, yang ditemui saat itu, mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah kepada para petani tembakau. Disebtnya, DBHCT yang didapatkan pemerintah melalui petani tembakau diharapkan bisa bermanfaat untuk pengembangan produktifitas para petani.
“pemerintah daerah kurang memberikan perhatian dan bantuan kepada para petani tembakau, yang kami tahu (red.petani tembakau) pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi mendapatkan hasil yang sangat lumayan dari DBHCHT. Namun saat ini dana tersebut diprioritaskan untuk Sosialisasi rokok ilegal yang tidak ada manfaatnya bagi kami seorang petani,” ucapa Yani.
“Dana sebesar itu dari DBHCHT belum pernah dirasakan oleh petani secara langsung, padahal melalui tembakau,pemerintah daerah mendapatkan dana itu,kami berharap pada kondis
i saat ini, berupa tanaman tembakau kami rusak akibat hujan deras, pemerintah harus hadir dan dapat berikan solusi, misalnya memberikan bantuan berupa pendidikan wawasan bertani yang baik,obat-obatan serta pupuk urea bersubsidi ataupun uang bantuan tunai bagi para petani tembakau,” sambungnya.
Disamping itu Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Pabrik dan Petani Tembakau Indonesia (DPD P2RPTI NTB) , Muhip Abdul Majid, S. Pd., M. TV mengatakan, Kita ketahui bersama, bahwa para petani tembakau merupakan garda terdepan dari melimpahnya pajak cukai yang didapat oleh pemerintah Provinsi NTB, sehingga Daerah Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Timur (Lotim) kecipratan untung yang besar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).Sayangnya para petani sampai saat ini tidak dapat merasakan manfaat dari dana tersebut. Malah yang kami amati akhir-akhir ini, dana tersebut digunakan untuk kegitan sosialisasi mengenai rokok ilegal yang tidak ada pengaruhnya bagi para petani tembakau yang ada di Lombok.
Majid menegaskan para petani tembakau tidak butuh sosialisasi yang hanya sebatas formalitas semata. Disebutnya, pemerintah harus siap memberikan solusi atau manfaat ketika mereka terkena musibah seperti yang dialami saat ini. suntikan dana yang diberikan pemerintah ke petani terbilang sangat kecil, karena DBHCHT digunakan untuk keperluan yang lain.
Di sisi lain, pihaknya meminta kepada Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini Gubernur NTB Dr. Zul Kiefliemansyah bisa turun langsung menyapa para petani tembakau dan memerintahkan jajaranya baik itu BAPEDA NTB yang sudah di percaya oleh pihak kantor bea cukai NTB mengelola dana DBHCHT dan dinas pertanian di tingkat daerah harus segera mengutus petugas lapangan yang ada di masing-masing desa. Terutama untuk mendata petani yang merugi akibat air yang menggenangi sawah mereka.
Pihak BAPEDA dan Dinas Pertannian Provinsi diminta segera turun dan mendata para petani yang tanaman tembakakau terdampak banjir. Pemerintah juga diharapkan mampu memberi solusi ditengah kondisi cuaca yang tidak menentu ini. Salah satunya, memberikan intervensi melalui pemanfaatan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT). “Dana DBHCHT ke Provinsi NTB yang di salurkan melalu BAPEDA Provinsi NTB cukup besar. Kenapa tidak itu digunakan untuk menanggulangi tembakau petani yang mati akibat terendam ini? Menilai pemerintah juga lamban merespon keluh kesah petani terlebih ketika kondisi petani tembakau mengalami kerugian,” tegasnya
“Kami dari DPD P2RPTI NTB sangat berharap kepada pihak pemerintah terkait agar kedepannya sedia payung sebelum hujan, dengan cara memperbanyak memberikan pendidikan tangap bencana tetang tanaman tembakau kepada para petani tembakau kita, agar hal-hal yang terjadi seperti saat sekarang ini bisa di antisipasi. Serta pihak pemerintah Provinsi bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Mataram untuk melakukan penelitian dan inovasi teknologi tepat guna khusus untuk penanaman tembakau .,” harapnya.